PEMBAHASAN HAKEKAT MIPA
1.1
Hakekat Matematika
Adapun depenisi
matematika menurut beberapa ahli :
·
Russefendi
(1988 : 2)
Matematika
terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi –definisi
, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah dibuktikan
kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
·
James
dan James (1976)
Matematika adalah
ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar
yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris
dan analisis dengan aritmatika mencakup teori
bilangan statistika.
·
Johnson
dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika
adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika
itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
symbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan
sruktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara
deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau
teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola
atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada
keterututan dan keharmonisannya.
·
Reys
– dkk (1984)
Matematika
adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir,
suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
·
Kline
(1973)
Matematika itu bukan
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
2.1 Hakekat IPA
Adapun definisi IPA menurut beberapa ahli :
·
James
B. Conant
Mendeskripsikan
IPA sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang
dihasilkan dari ekperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi
yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya,
sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang.
·
Carin
& Sound (1989)
Mengatakan bahwa
definisi IPA adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi
dan eksperimen yang terkontrol.
·
Abruscato
(1996)
Dalam bukunya
yang berjudul “ teaching children science “ mendefinisikan tentang IPA sebagai
pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna
mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta
·
The
harper encyclopedia of science
Mendefinisikan
IPA sebagai suatu pengetahuan dan pendapat yang tersususn dan didukung secara
sistematik oleh bukti-bukti yang dapat diamati .
1.3
Nilai-nilai yang terkandung dalam IPA
A. Nilai-nilai sosial dari ipa
1. Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu pengetahuan
alammempunyai nilai-nilai etik dan astetika yang tinggi. Nilai-nilai itu
terutama terletak pada sistem yang menetapkan “kebenaran yang objektif” pada
tempat yang paling utama. Adapun proses IPA
itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan dan
menghayati nilai-nilai luhur.
2. Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai
moral atau humaniora dari IPA nampaknya mepunyai dua muka yang berlawanan arah.
Muka yang menuju cita-cita kemanusiaan yang luhur sedangkan muka lain menuju
kepada tindakan immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur
namun dapat melenyapkan eksitensi manusia itu sendiri
3. Nilai ekonomi dari IPA
Seorang dari
IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanla ia
menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Memang tidak dapat
dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi
kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yg
bermamfaat bagi masyarakat. Lain dari pada itu, bagi sang penemu,
keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakan
terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi nilai tambah bagi
dirinya.
B. Nilai-nilai psikologis atau paedagogis
IPA
1. Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu
mendambakan kebenaran yaitu kesesuaian pikiran dan kekayaan. Oleh karena itu
mereka yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau
dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2. Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja
megadakan dugaan yang masuk akal (hipotetis) asal dugaan itu diuji kebenarannya
sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam
kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana
pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.
3. Bersikap tidak putus asa
Orang –orang
yang berkecimpunga dalam IPA, mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka
akan bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila
kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam
hidupnya. Pleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha
untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
4. Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuan
IPA memiliki sifat teliti dalam menemukan sesuatu serta hati-hati dalam
mengambil kesimpulan ataupun dalam mengeluarkan pendapatnya.
5. Sikap optimis
Ilmuan IPA selalu
optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak
selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil,
temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan
uang. Oleh karena itu ilmuan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak
ada yang tidak mungkin bila dikerjakan.
C. Nilai-nilai Guna
1. Nilai praktis
Penerapan dari
penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat
dimamfaatkan oleh masyarakat. Sebaliknya teknologi telah membantu mengembangkan
penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi
kehidupan. Oleh karena itu, IPA telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan
yang secara langsung dan tidak langsung dapat bermanfaat. Dengan demikian IPA
mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Penemuan listrik
oleh faraday telah diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan berbagai alat
listrik yang bermamfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
2. Nilai intelektual
Metode ilmiah
yag digunakan dalam IPA banyak dimamfaatkan manusia untuk memecahkan masalah.
Tidak saja masalah-masalah ilmiah tetapi juga masalah-masalah sosial, ekonomi
dan lain-lain. Metode ilmiah ini telah melatih keterampilan dan ketekunan,
serta melatih pengambilan keputusan-keputusan dengan pertimbangan yang rasionl
bagi penggunaannya. Kecuali itu agar pemecahan masalah berhasil dengan baik,
maka metodeilmiah menuntut sifat ilmiah bagi penggunanya. Keberhasilan
memecahkan masalah-masalah ini akan memberikan kepuasan intelektual. Dengan
demikian yang dimaksud dengan nilai intelektual adalah sesuatu yang memberikan
kepuasan seseorang karena telah mampu menyelesaikan atau memecahkan masalah.
3. Nilai-nilai sosial, ekonomi, politik
IPA mempunyai
nilai-nilai sosial, ekonomi, politik berarti kemajuan IPA dan teknologi suatu
negara, menyebabkan negara tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam
percatura sosial, ekonomi, politik internasional.
Prestasi-prestasi
tinggi yang dapat dicapai oleh suatu negara dalam bidang IPA dan teknologi
memberikan rasa bangga akan bangsanya, rasa bangga akan kemampuan atau potensi
nasional dan rasa bangga terhadap bangsanya adalah nilai-nilai sosial, ekonomi,
politik.
Contoh:
Negara-negara
yang telah maju, misalnya amerika,mereka sadar dan bangga terhadap kemampuan
atau potensi bangsanya dalam bidang politik. Politik IPA dan teknologi dapat
membuka jalan ke arah industrialisasi dan mekanisasi pertanian yang dapat
meningkatkan ekonomi dan neraca perdagangan suatu negara. Sekalipun memiliki
kemampuan IPA dan teknologi tinggi, tidak dapat mengggali sumber daya alam
negaranya kepada bangsa lain yang hanya memikirkan keuntungan
sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan alamnya. Dalam hal ini maka IPA dan
teknologi memiliki nilai sosial ekonomi
4. Nilai keagamaan dari IPA
Banyak orang
berprasangka, dengan mempelajari IPA dan teknologi secara mendalam akan
mengurangi kepercayaan manusia kepada tuhan. Prasangka tersebut didasarkan pada
alasan bahwa IPA hanya mempelajari benda gejala-gejala kebendaan. Prasangka ini
tidak benar makin mendalam akan orang mempelajari IPA, makin sadarla orang
ituakan adanya kebenaran-kebenaran hukum alam, sadar akan adanya suatu
ketertiban didalam alam raya ini dengan maha pengaturnya. Walau bagai manaapun
manusia telah berusaha untuk membaca mempelajari dan menterjemahkan alam,
manusia makin sadar akan keterbatasan ilmunya. Karena dengan keterbatasan
ilmunya manusia belum dan tidak pernah mengetahui asal mula dan akhir dari alam
raya dengan pasti.
Contoh:
Denga menggunakan
mikrosko, manusia mampu mempelajari kehidupan mikroorganisme, keindahan dengan
protoplasma, serta kerumitan teteraturan reaksi-reaksi di dalamnya, semua
pengamat ini akan mempertebal kesadaran kita tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.